Sabtu, 02 Maret 2019

Pergi atau Bertahan



Hellooo.....
Apa kabar? Lama tak mengisi laman blog ini. Rasanya rindu menulis hehe, baiklah para pembaca setia kali ini saya akan menulis tentang Pergi atau Bertahan. Mon maap nih ye sebelumnya kalau tulisannya gak jelas, gak nyambung dan gak tau harus gimana lagi kaya ngadepin sikap doi *eh apa si hehe. Mungkin kalian bingung kenapa sih harus buat tulisan gini? Kenapa gak yang lain aja? Baiklah kawan-kawan yang mengesankan kalian akan tahu jawabannya nanti (:

Hidup itu tentang pilihan, dimana setiap pilihannya selalu ada konsekuensi yang menyertainya. Ketika kamu mencintai seseorang kamu pun akan dihadapkan pada sebuah pilihan, terlebih ketika cinta kamu bertepuk sebelah tangan atau pun pacaran tapi harus berjuang sendirian. Begini ya kawan-kawan mengesankan, hidupmu masih panjang tak usah risau ketika berada diposisi itu. Semua akan berakhir indah pada waktunya, kalau kamu nanya waktunya kapan? Ya tunggu aja hehe.

Untuk kamu yang merasa berjuang sendirian dalam urusan mencintai tanpa balasan, kamu gak lelah berjuang sendirian terus? Doi malah digandeng yang lain loh, gak capek berharap terus sama orang yang gak pasti? Gini ya, dari awal memang ini salah kamu yang terlalu berlebihan dalam berekspetasi. Kamu terlalu menganggap bahwa dia memiliki rasa lebih padamu, padahal kenyataannya dia hanya menganggap mu sebagai teman baiknya. Tentang segala perhatian yang dia berikan pun itu semata-mata hanya karena menganggap mu teman, tidak lebih dari itu.

Seharusnya ketika ia memberi perhatian lebih, selalu chat setiap saat kamu jangan cepat menyimpulkan bahwa dia memiliki rasa lebih pada dirimu. Mungkin saja kamu hanya dijadikan sebagai tempat melepas rasa bosannya, atau mungkin kamu hanya dijadikan sebagai tempat untuk sekedar bermain-main. Ingat bawa perasaan atau baper memang menandakan bahwa hati dan perasaan kita berfungsi, tapi dalam hal ini kamu juga harus berhati-hati apalagi kalau ujung-ujungnya hanya tersakiti karena rasa yang dibuat sendiri.

Ketika kamu sudah beranggapan bahwa dia memiliki rasa lebih, maka ketika ia menghilang kamu akan merasakan sedih yang mendalam. Padahal dia saja tidak perduli terhadap mu, lantas kamu masih mau bertahan menunggu dia? Terlebih ketika kamu tahu saat dia menghilang, ternyata dia sudah menemukan orang yang dirasanya tepat untuk menjadi pelabuhan hatinya. Kamu masih bisa bertahan untuk tetap menunggunya? Hmmm jawabannya ada didirimu sendiri.

Kamu harus memilih antara pergi atau bertahan tapi tersakiti. Begini ya, pilihan ini memang sulit. Apalagi jika kamu sudah terlanjur mencintainya dengan dalam. Ketika kamu memilih pergi, awalnya memang terasa sakit. Tapi percaya deh, saat kamu sudah pergi maka kamu akan paham bahwa cinta memang tak harus memiliki. Kamu akan sadar bahwa kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari dia. Dan hidupmu akan terasa indah saat terlepas dari bayang-bayang dia. Pergilah kamu itu berhak bahagia, hidupmu juga masih panjang tak perlu menangisi hal-hal yang tak penting dan kamu itu hebat bisa menerima semuanya dengan besar hati.

Namun ketika kamu memilih bertahan itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri, dan kamu akan terus-menerus menyalahkan keadaan. Terlebih ketika kamu melihat dia bersama orang lain, kamu hanya akan menjadi orang terlemah karena menangisi hal tersebut. Dan satu lagi selamat kamu telah menjadi kaum tersakiti sepanjang hari.

Terserah, pilihan ada ditanganmu sendiri. Apakah kamu akan pergi atau bertahan tapi tersakiti? Ingat ya, kamu tak bisa terus-menerus merasakan kesedihan mendalam sendirian, kamu masih memiliki kisah-kisah yang menanti mu diesok hari, kamu harus segera bangkit dari zona kerisauan hati dan kegalauan yang berhari-hari. Karena percayalah, kamu terlihat lebih manis saat kamu bisa tersenyum kembali. Salam hangat dan peluk dari jauh untuk orang-orang yang berjuang sendirian dalam mencintai.

Jumat, 11 Mei 2018

Resensi Novel Sorry I Love You





Data Buku :

Judul Buku       : Sorry I Love you
Genre                 : Romance Story
Penulis               : Fanny Salma
Penerbit             : Euthenia
Tempat Terbit    : Jakarta
Tahun Terbit    : 2015; Cetakan ke-1
Tebal Buku       : IV, 200 Hlm; 1,5 cm
ISBN                     : 978-602-1010-77-8
Harga Buku          : Rp. 45.000,-
Pengarang mengawali kisah dalam buku ini dengan episode pertemuan yang akhirnya merubah segalanya. Pertemuan antara tiga orang pemuda tampan Altamevia yakni Adhit, Avin dan Nael dengan siswa baru bernama Alyssa yang begitu unik karena sifatnya yang sangat polos layaknya anak TK. Namun, karena keunikannya itulah ia mampu menembus dinding pertahanan ketiga pemuda tersebut untuk menerimanya sebagai teman baru mereka.
Sorry I Love You adalah buku yang menceritakan kisah klasik tentang persahabatan yang sangat erat atara empat hati akhirnya mejadi rumit karena cinta. Cinta yang merubah segalanya, merubah yang awalnya tiada menjadi ada atau bahkan merubah yang sudah ada justru menjadi hilang. Empat hati yang awalnya bersatu atas nama persahabatan, empat hati yang berikrar dibawah bintang untuk selalu bersama, tiba-tiba saling berjalan mundur dan akhirnya saling berjauhan. Lantas apakah dalam sebuah persahabatan mengucap cinta dan memiliki rasa lebih sayang lebih dari sahabat merupakan kesalahan?
Selain kisah cinta dari empat hati yang bersahabat penulis juga menceritakan pula bagaimana kuatnya benteng persahabatan mereka meski telah dihantam oleh berbagai macam badai yang bisa kapan saja meruntuhkan persahabatannya itu.
Namun dalam buku ini penulis kurang memperhatikan gaya bahasa dari tokoh-tokohnya yang banyak menggunakan kata-kata yang sangat baru seperti : rempong dan yang lainnya. Selain itu gaya bahasanyapun terkesan kasar sperti : Mampus, sial,dan yang lainnya sehingga kurang cocok. Dan cover buku Sorry I Love You sangat terlihat kurang rapi, dan terlalu ramai karena tulisan yang sangat besar serta banyak ornamen garis dan titik yang menghiasi sekitar tulisan tersebut.
Meski demikian, disamping itu banyak pula hal-hal positif dan menginspirasi yang dapat kita ambil dari cerita ini untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam bersahabat sehingga buku ini sangat cocok untuk para remaja. Penulis sukses membuat alur yang begitu menarik untuk dinikmati dan benar-benar merasakan perasaan yang dituangkan dalam cerita tersebut.
(Sri Diana)

Jumat, 05 Januari 2018

Aku Kamu dan juga Waktu



    
   


          Hidup memang terlalu sulit untuk ditebak, entah bahagia ataupun lara, entah bersama ataupun berpisah, dan entah datang ataupun pergi semua selalu saja bergantian seiring waktu. Kadang terasa sekejap seperti mimpi, atau bahkan terasa lama seperti hidup ribuan tahun. Namun dibalik itu semua pasti selalu ada harapan, kenangan dan sejuta hikmah yang sangat berfaedah. Dan ini adalah kisah antara aku, kamu, dan juga waktu.

        Aku adalah aku, bukan dia apalagi mereka. Aku yang mempunyai jutaan mimpi di masa depan, entah itu tentang cita maupun cinta. Karena aku sadar bahwa sebuah cita-cita harus di dasari oleh rasa cinta untuk menggapainya. Namun ada satu waktu, dimana aku juga mengerti bahwa cinta tak selamanya beriringan dengan cita-cita. Dari situlah aku mulai berusaha memikirkan cara untuk menggapai semuanya, aku mulai mencoba hal-hal baru di tempat yang baru juga. Tempat dimana aku merasa hidup menjadi lebih indah, penuh dengan sejuta tantangan dan cerita yang mengesankan, bahkan banyak sekali ilmu-ilmu yang ku dapat dari orang-orang hebat disekitarku. Termasuk kamu. Iya kamu, kamu adalah kamu. Seseorang yang penuh dengan sejuta kelebihan yang mengagumkan. Dari mu aku tahu banyak hal tentang betapa kuatnya hati yang pernah terluka, betapa ikhlasnya hati saat di uji, dan betapa hebatnya menyembunyikan tangis dibalik tawa. Aku belajar banyak dari keahlian mu untuk terus bersemangat menggeluti apa yang kita sukai. Dan kamu semakin menarik dengan sikap yang begitu sulit untuk ditebak. Namun dengan seiring waktu yang berjalan aku dapat memahami semua itu.

        Karena waktu telah memberi aku dan kamu kesempatan untuk saling berbagi kisah, dan saling bercengkrama dalam bertukar hal-hal yang penuh dengan makna. Dan untuk waktu ku ucap terimaksih, sebab mu aku dapat mengenal dia yang begitu mengagumkan. Walau aku tahu bahwa waktu dapat merubah segalanya kapanpun ia mau, dan mungkin merebutnya pergi jauh terhalang jarak dan juga tempat.

       Dan untuk kamu, entah kamu siapa yang terpenting ku ucap terimakasih juga telah menjadi inspirasi ku dalam hal ini. Semoga tidak ada lagi jarak yang membentang jauh, dan tempat yang tersekat hebat. Hehehehe.

Sabtu, 02 Desember 2017

RASA


          Ada rasa yang tak biasa, menjalar ke seisi ruang hati. Semakin hebat dan semakin erat menggenggam hati, tak dapat dilepas selagi belum terucap. Semakin hari semakin aneh saja, semakin tak tertebak dan tak terarahkan. Rasa yang awalnya biasa berubah menjadi semakin luar biasa, semakin besar dan tak tahu artinya apa. 

        Waktu yang mungkin bisa menjawabnya, menjelaskan ada apa dengan rasa yang ada saat ini. Kenapa semakin berat saja, merubah segala sesuatu yang dulu baik-baik saja menjadi rumit karena ada rasa yang tak biasa. Kita terasa seperti orang asing yang tak saling tahu, tak saling sapa padahal awalnya kita adalah dua orang yang selalu tertawa bersama, dan saling berbagi penggalan-penggalan kisah yang kita punya. 

        Rindu yang sedang ku rasa saat ini, rindu akan hal-hal yang dulu sempat ada namun sekarang mulai memudar dan entah kemana. Akan kah rasa itu dapat tertangkap? Ah entahlah, mungkin tak dapat karena kita semakin tak tersatukan oleh keadaan dan rasa yang tak sama. Hingga semakin jauh saja terbentang diantara jarak yang menyekat hebat dan dinding yang semakin tinggi menghalangi hati. 

        Walau jarak yang terkadang dekat tanpa penyekat namun ada saja rasa yang berbeda, terasa canggung untuk sekedar bertanya hal-hal biasa. Saling bertemu tatap mata tapi tak ada satupun kata yang mampu terucap, ingin bercengkrama seperti yang lalu tapi tak bisa. Biar sajalah biar hati yang merasakannya, biar hati yang bertanya walau akhirnya tak terjawab.

       Mungkin kita memang ditakdirkan berjumpa saling berbagi tapi tidak untuk merasakan hal yang sama, karena kita hanya pejuang rasa yang berbeda. Selamat berjuang wahai perasa yang selalu ada didalam rasa, semoga rasa mu dapat terbalaskan oleh rasa yang diharapkan. Biar saja rasa ini ku tutup rapat dan dirasakan sendiri saja.



Minggu, 12 November 2017

SEPTEMBER

Awal september kau hadir bagai pelangi yang memberi warna indah diatas langit yang begitu gelap. Hanya abu-abu yang dulu aku kenal, namun saat senyum itu merekah dari bibir mu yang merah aku mulai berubah dan banyak mengenal warna yang begitu indah. Satu persatu kebahagiaan mulai menghampiri, mendampingi aku dan kamu yang mulai saling memahami. Memang cukup sederhana perkenalan itu, namun dapat mebuat kita menjadi semakin yakin untuk saling memiliki. Dan “Sayang” adalah kata pertama yang begitu indah keluar dengan nada bass mu itu, ku dengar untuk yang pertama kalinya sejak kita mulai saling merasakan ada getaran lain yang melebihi rasa dari sebuah teman biasa. Ku pikir itu hanya ilusi semata saja namun ternyata salah. Dan sikapmu pun mulai berubah menjadi semakin hangat dan penuh dengan kata indah yang berusaha untuk memikat dan meyakinkan ku agar berlabuh di dermaga hati yang menginginkan ku. Hingga akhirnya dinding pemendam rasaku pun runtuh, dan aku mulai sedikit membuka hati pada sosok mu yang begitu ramah. Mulai yakin untuk berlabuh didermaga mu itu dan mulai terpikat akan hangatnya perhatian mu itu. Hari demi hari tak ada satu pun waktu yang terlewatkan untuk selalu membuatku tersenyum sendiri seperti orang yang setengah waras. Kamu selalu tahu saat-saat yang tepat untuk membuatku menimpulkan senyum diwajah ku, bahkan rasanya kau tak pernah kehabisan akal untuk selalu membuat ku merasakan indahnya dimabuk asmara. Tak pernah bosan dengan mengingatkan ku agar tetap istiqomah dalam beribadah, tak pernah lupa untuk mengingatkan ku agar tetap bersemangat dalam mengejar impian, dan selalu memberi perhatian yang begitu hebat saat aku merasa boasan akan keadaan yang sering membuatku tak nyaman. Sikap mu itu yang semakin membuat ku merasa semakin takut kehilangan sosok mu. Karena perhatian mu telah meracuni pemikiran ku, hingga menjadi candu didalam hati. Sikap keimaman dalam dirimu yang selalu membimbing ku dalam jalan yang diperintahkan-Nya. Dan kenyamanan ini bukan hanya kenyamanan biasa, tapi sangat luar biasa. Ku akui kau sosok yang begitu istimewa, berharga, hebat, dan tak heran jika banyak wanita yang terkesima oleh mu. Dan aku adalah salah satu dari mereka, namun aku yang beruntung diatara mereka karena aku menjadi pilihan mu untuk saat ini. Setelah beberapa bulan kita melewati kebahagiaan itu, ada satu dari sekian banyak hangatnya sikap mu yang mulai terkikis dimakan putaran zaman. Dari mulai renggangnya komunikasi, tak ada perhatian khusus lagi dan masih banyak hal lainnya. Itu semua muali berubah hilang satu persatu dan membuat kita semakin berada diujung jembatan yang hampir putus ditengah jurang. Hingga puncaknya adalah di tenngah september tahun kedua, setelah semua semakin berubah dan tak ada lagi kisah yang indah diantara kita. Hanya keraguan yang semakin merasuki jiwa, kegalauan yang semakin membuat tak tenang hati. Ku putuskan untuk mencari tahu apa alasan mu menjadi seperti ini, dan ternyata hanya karena ada dia kau berubah menjadi sangat dingin tak peduli kepada ku. Lantas selama ini kisah indah itu kau anggap apa? Perhatiaan mu itu apa? Ingatkah dengan semua itu? Ah, sudahlah. Aku sudah tak tahan dengan hal itu, dan akhirnya aku mengambil jalan untuk menyudahi saja kisah indah yang dulu pernah ku lalui brsama mu. Saat ku meminta hal itu kau menahan ku untuk tidak pergi, tapi apakah kau pernah memikirkan bagimana rasanya setelah membangun namun dipatahkan begitu saja? “Aku bosan memendam rasa kecewa ku ini, aku sakit saat aku mengetahui kau bersamanya. Aku lelah saat menunggu namun dikecewakan, aku tak kuat lagi untuk berpijak diatas kesetiaan namun dikhianati. Mengertilah karena aku juga punya hati.” Kau diam mendengar kata ku, hati mu terasa terhantam karang yang begitu besar. Kaki mu melemah dan ambruklah tubuh mu yang gagah dihadapan lutut ku. Kau berkata bahwa kau menyesal, dan tak ingin kehilang ku. Tapi nyatanya aku tetap keras dengan pilihan ku, karena rasa ini sudah begitu dalam terlukai oleh mu. “Sudahlah, jangan seperti ini. Aku tak ingin berada pada lingkaran orang-orang yang tak bisa menjaga hati dan dan janjinya itu. Jika memang kau bahagia bersamanya silahkan sajaa, aku bahagia jika kaupun bahagia.” “Tidak aku tidak bahagia, aku hanya bahagia bersama mu” tolakan mu dengan sangat keras. “Lantas jika seperti itu kau ingin menyiksa ku terus menerus dengan cara mu seperti ini? Aku ingin bahagia, tolong lepaskan aku. Aku ingin terbebas dari luka ini, tolong mengertilah jika kau menyayangi ku.” Kau kembali terdiam, meneteskan air mata tanda penyesalan. Kau berpikir dengan kritis, langkah apa yang akan kau ambil. Kau bagai ada di persimpangan jalan yang tak tau kemana arah kau pergi, berada pada kedilemaan hati yang sangat membingungkan. Hingga akhirnya kau memutuskan untuk melepas ku mencari kebahagiaan ku sendiri karena kau ingin melihat ku bahagia dan terbebas dari hati mu yang telah terbagi dua. Atas nama cinta kau mencoba ikhlas berpisah dengan ku. Aku pun berterimakasih padamu yang sempat menjadi pesinggah indah yang pernah mengisi abu-abu ku menjadi berwarna. Atas nama cinta pula ku mencoba melangkah mundur dari mu demi kebahagiaan kau, dia, dan aku.

Pergi atau Bertahan

Hellooo..... Apa kabar? Lama tak mengisi laman blog ini. Rasanya rindu menulis hehe, baiklah para pembaca setia kali ini saya akan me...